MAKALAH
FILSAFAT
ILMU
(makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu)
Dosen
Pengampu:
Drs.H. Syamsul Arifin, M.ag
Disusun
Oleh:
1. Fatmawati Dwi Astuti (14150105)
2. Dini Amalina (14150104)
3. Nayla Fitriani Husain (14150110)
4. Via Dila Hasanah (14150087)
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami
haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang konsep
dasar filsafat ilmu.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapatkan
bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu Bapak Zainal
Arifin M.Ag dan seluruh rekan kerja satu kelompok. Berkat bantuan dari semua
pihak kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya. Kami menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami sangat mengharap saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan
Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian filsafat ilmu.................................................................... 3
2.2
Perbedaan antara filsafat ilmu dan epistemologi.............................. 5
2.3
Lingkupan filsafat menurut para filsuf............................................. 8
2.4
Problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu................................ 9
2.5
Tujuan dan manfaat mempelajari filsafat ilmu................................. 11
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Manusia
dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia
istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar
manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya.
Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana
yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan
berbagai pilihan. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat
atau pengetahuan.
Dengan
berfilsafat manusia akan mampu mencintai kebijaksanaan, sehingga dengan hal itu
manusia mampu menjadi insan yang sempurna, sebab dia bisa mengoptimalkan akal
ini untuk berfikir.
Berpikir,
meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
Dengan berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk
medapatkan pengetahuan yang baru. Aktivitas berpikir akan membuahkan
pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis
terhadap suatu obyek.Maka dari itu marilah kita berfikir dengan membahas
bersama makalah Filsafat Ilmu ini yang membahas tentang pengertian filsafat
ilmu, perbedaan antara filsafat dan epistemologi, lingkup filsafat ilmu,
problem filsafat ilmu dan tujuan serta manfaat dari filsafat ilmu.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa pengertian filsafat ilmu ?
2.
Bagaimana perbedaan antara filsafat ilmu dan epistemologi ?
3.
Apa saja lingkupan filsafat ilmu menurut para filsuf ?
4.
Apa saja problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu ?
5.
Apa tujuan dan manfaat mempelajari filsafat ilmu ?
1.3
Tujuan penulisan
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui pengertian filsafat ilmu
2.
Mengetahui perbedaan antara filsafat ilmu dan epistemologi
3.
Mengetahui lingkupan filsafat menurut para filsuf
4.
Mengetahui problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu
5.
Mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat Ilmu
Pengertian
filsafat dapat di tinjau dari dua aspek yaitu seacara etimologi dan secara
terminologi .
a.
Secara etimologi
Kata fisafat
yang dalam bahasa arab falsafah yang dalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah philosophy, adalah berasal dari bahasa yunani philosophia. Kata
philosophia terdiri dari dua kata philien yang berarti cinta(love) dan sophia
yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijaksanaan (love of
widsom) dalam arti yang sedalam-dalamnya[1] .
b.
Secara terminologi
Pengertian
filsafat secara terminologi yang di kandung oleh istilah atau statemen
‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran
dikenalkan beberapa batasan.
·
Plato
Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
·
Aristoteles
Filsafat adalah
ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika ekonomi,politik dan estetika
(filsafat keindahan)
·
Al Farobi
Filsafat adalah
ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud menjadi bagaimana hakikat yang
sebenarnya
·
Hasbullah Bakry
Ilmu filsafat
ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan,
alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilakan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. (Abbas Hammami M,.
1976, hlm. 2-3).
·
Ali mudhofir
Ali mudhofir
memberikan pendapat yang sangat beragam mengenai pengertian filsafat, yaitu
sebagai berikut :
1.
Filsafat sebagai suatu sikap
Filsafat adalah
suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap secara filsafat adalah
sikap menyelidiki secara kritis,terbuka,toleran, dan selalu bersedia meninjau
suatu problem dari semua sudut pandang
2.
Filsafat sebagai suatu metode
Filsafat sebgai
suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan
yang menggunakan alasan,berpikir secara hati-hati dan teliti. Filsafat berusaha
untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.
3.
Filsafat sebagai kelompok persoalan
Banyak persoalan
pribadi yang dihadapi manusia dan para filsuf yang berusaha memikirkan dan
menjawabnya.beberapa pertanyaan yang diajukan pada masa lampau telah di jawab
secara memuaskan.
4.
Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran
Sejarah
filsafat ditandai dengan pemunculan teori atau sistem pemikiran yang terlekat
pada nama-nama filsuf besar seperti August Comte, dan lain lain
5.
Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna
istilah
Kebanyakan
filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti suatu istilah dan
pemakaian bahasa. Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis tentang arti bahasa
merupakan tugas pokok filsafat dan tugas analisis konsep sebagai satu-satunya
fungsi filsafat.
6.
Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh
Filsafat mencoba menggabungkan beberapa kesimpulan yang menyeluruh
dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Para
filsuf berhasrat meninjau kehidupan tidak dengan sudut pandangan yang khusus
sebagaimana dilakukan oleh seorang ilmuan. Para filsuf memakai pandangan yang
menyeluruh terhadap kehidupan sebagai suatu totalitas. Menurut para ahli
filsafat spekulatif (yang dibedakan dengan filsafat kritis),dengan tokohnya
C.D.Broad, tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil-hasil pengalaman manusia
dlam bidang keagamaan,etika, dan ilmu pengetahuan,kemudian hasil-hasil tersebut
direnungkan secara menyeluruh. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh
beberapa kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar alam semesta,kedudukan
manusia didalmnya serta berbagai pandangan ke depan.
2.2 Perbedaan antara Filsafat ilmu dan
epistemologi
Perbedaan
yang terdapat antara filsaft ilmu dan epistemlogi jika ditinjau dari beberapa hal adalah sebagai berikut:
a) Filsafat menyelidiki, membahas, serta
memikirkan seluruh alam kenyataan, dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan
satu sama lain. Jadi ia memandang satu kesatuan yang belum dipecah-pecah serta
pembahasanya secara kesuluruhan. Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak
menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini, misalnya ilmu sejarah
hanya membicarakan kejadian – kejadian yang sudah terjadi di masa lampau, ilmu
psikologi hanya membicarakan tentang jiwa, dan ilmu sosiologi hanya
membicarakan tentang manusia.
b) Filsafat tidak saja menyelidiki tentang
sebab-akibat, tetapi menyelidiki hakikatnya sekaligus. Sedangkan ilmu lainnya
hanya membahas tentang sebab dan akibat suatu peristiwa.
c) Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa
ia sebenarnya, dari mana asalnya, dan hendak ke mana perginya. Sedangkan ilmu
lainnya harus menjawab pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya.[2]
Ciri-ciri
filsafat ilmu antara lain:
a) Radikal, artinya berpikir sampai ke
akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan.
b) Universal, artinya pemikiran filsafat
menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut
Jespers terletak pada aspek keumumannya.
c) Konseptual, artinya merupakan hasil
generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Misalnya :Apakah Kebebasan itu ?
d) Koheren atau konsisten (runtut). Koheren
artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis.Konsisten artinya tidak
mengandung kontradiksi.
e) Sistematik, artinya pendapat yang
merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan
terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
f) Komprehensif, artinya mencakup atau
menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam
semesta secara keseluruhan.
g) Bebas, artinya sampai batas-batas yang
luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas,
yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, bahkan
relijius.
h) Bertanggungjawab, artinya seseorang yang
berfilsafat adalah orang-orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab
terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri[3].
Sedangkan epistimologi
adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan
pengetahuan. Adapun filsafat ilmu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan
ilmiah dan cara bagaimana mendapatkannya. Dengan belajar epistemologi dan
filsafat ilmu diharapkan dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu serta
mengetahui dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh suatu ilmu serta
mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau dari isinya. Persoalan dalam
epistemologiantara lain adalah:
a) Bagaimanakah manusia dapat mengetahui
sesuatu
b) Dari mana pengetahuan itu diperoleh
c) Bagaimana validitas pengetahuan itu dapat
dinilai
d) Perbedaan antara pengetahuan priori dengan
pengetahuan posteriori[4]
Ciri
epistemologi antara lain :
a) Bersifat sentral; posisi antara subjektif dan
objektif.
b) Landasan bagi segenap tindakan mns dlm kehdpn sehari-hari.
c) Dasar bagi pengembangan pemikiran ilmiah.
d) Jembatan antara alam keharusan (das Sollen) yg
bersifat kejiwaan dan alam empirik (das Sein) yg bersifat inderawi.
2.3
Lingkupan filsafat menurut ahli filsuf
Filsafat ilmu telah berkembang pesat sehingga menjadi suatu bidang
pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Lingkup filsafat ilmu dari para
filsuf yang dijelaskan sebagaimana dikemukakan the liang gie (2000)[5]
sebagai berikut:
1.
Peter Angeles
Menurut filsuf
ini, filsafat ilmu mempunyai empat bidang konsenterasi yang sama :
a.
Telaah mengenai berbagai konsep,peranggapan,dan metode ilmu,
berikut analisis, perluasan, dan penyusunannya untuk memperoleh pengetahuan
yang lebih ajeg dan cermat.
b.
Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut
struktur perlambangnya
c.
Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu
d.
Telaah mengenai
akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penyerapan
dan pemahaman manusia terhadap realitas,hubungan logika dan matematika dengan
realitas, entitas teoretis,sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar
kemanusiaan.
2.
A. Cornelius Benjamin
Filsuf ini
membagi pokok soal filsafat ilmu dalam tiga bidang berikut :
a.
Telaah mengenai metode ilmu,lambang ilmiah,dan struktur logis dari
sistem perlambang ilmiah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori
pengetahuan,dan teori umum tentang tanda.
b.
Penjelasan mengenai konsep dasar,peranggapan, dan pangkal pendirian
ilmu, berikut landasan-landasan empiris,rasional, atau pragmatis yang menjadi
tempat tumpuannya. Segi ini dalam banyak hal berkaitan dengan metafisika,
karena mencakup telaah terhadap berbagai keyakinan mengenai dunia kenyataan,
keseragaman alam, dan rasionalitas dari proses alamiah
c.
Aneka telaah mengenai saling kait diantara berbagai ilmu dan
implikasinya bagi suatu teori alam semesta seperti misalnya idealisme,
matrealisme, monisme, atau pluralisme.
3.
Marx Wartofsky
Menurut filsuf
ini rentangan luas dari soal-soal interdisipliner dalam filsafat ilmu meliputi :
a.
Perenungan mengenai konsep dasar, struktur formal,dan metodologi
ilmu
b.
Persoalan-persoalan ontologi dan epistemologi yang khas yang
bersifat filsafati dengan pembahasan yang memadukan analitis dari logika modern
dan model konseptual dari penyelidikan ilmiah.
4.
Ernest Nagel
Dari hasil
penyelidikannya filsuf ini menyimpulkan bahwa filsafat ilmu mencakup tiga
bidang luas :
a.
Pola logis yang di tunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu
b.
Pembuktiakn konsep ilmiah
c.
Pembuktikan keabsahan kesimpulan ilmiah
2.4
Problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu
Banyak sekali
pendapat para filsuf ilmu mengenai kelompok atau perincian problem apa saja
yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu[6].
Berikut ini gambaran problem filsafat ilmu dari beberapa filsuf ilmu.
1.
B.Van Fraassen dab H.Margenau
Menurut kedua ahli ini problem utama dalam filsafat ilmu setelah
tahun-tahun enam puluhan adalah sebagai berikut :
a.
Metodologi
Hal-hal yang
banyak di perbincangkan ialah mengenai sifat dasar dari penjelasan
ilmiah,logika penemuan,teori probabilitas,dan teori pengukuran
b.
Landasan ilmu-ilmu
Ilmu-ilmu
empiris hendaknya melakukan penelitian mengenai landasannya dan mencapai sukses
seperti halnya landasan matematika
c.
Ontologi
Persoalan utama
yang diperbincangkan ialah menyangkut konsep substansi,proses,waktu, ruang,
kausalitas, hubungan budi dan materi, serta status entitas teoretis (the Liang
Gie, 2000, halaman 78-79)
2.
Victor Lenzen
Filsuf ini mengajukan dua problem yang terdapat dalam filsafat
ilmu, yaitu :
a.
Struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
b.
Pentingnya ilmu bagi praktik dan pengetahuan tentang realitas(The
Liang Gie, 2000, halaman 79)
3.
The Liang Gie
The Liang Gie (2000) berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan
suatu bagian dari filsafat seumumnya, problem dan filsafat ilmu secara
sistematis juga dapat digolongkan menjadi enam kelompok sesuai dengan cabang
pokok filsafat. Dengan demikian, seluruh problem dalam filsafat ilmu dapat di
terbitkan menjadi:
a.
Problem epistemologis tentang ilmu
b.
Problem metafisis tentang ilmu
c.
Problem logis tentang ilmu
d.
Problem metodologis tentang ilmu
e.
Problem etis tentang ilmu
f.
Problem estetis tentang ilmu
Dari beberapa
pendapat mengenai problem filsafat ilmu dapat ditarik benang merahnya, yakni
sebagai berikut:
a.
Konsep dasar dari ilmu maksudnya bagaimana filsafat ilmu mencoba
untuk menjelaskan peranggapan dari semua ilmu, dengan demikian filsafat ilmu
dapat lebih menempatkan keadaan yang tepat bagi setiap cabang ilmu. Dalam
masalah ini filsafat ilmu tidak dapat lepas begitu saja dari vabang filsafat
lainnya yang lebih utama adalah epistemologi atau filsafat pengetahuan dan
metafisika.
b.
Hakikat ilmu artinya langkah-langkah apakah suatu pengetahuan
sehingga mencapai yang bersifat keilmuan.
c.
Adapun batas-batas dari ilmu adalah setiap ilmu mempunyai kebenaran
yang bersifat sangat universal ataukah ada norma-norma fundamental bagi
kebenaran ilmu.
2.5
Tujuan Dan manfaat menpelajari filsafat ilmu
Seperti halnya
dengan ilmu-ilmu yang lain filsafat ilmu memiliki tujuan sebagai berikut:
a.
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita
dapat memehami sumber, hakikat dab tujuan ilmu
b.
Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang, sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer
secara histories
c.
Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi
di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang alamia dan
non-alamiah
d.
Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami
ilmu dan mengembangkanya
e.
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangan
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang
hakikat ilmu secara umum mengandung manfaat[7]
sebagai berikut:
a.
Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga
orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya, seorang ilmuan harus
memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendriri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap silopsistik, yakni menganggap hanya pendapatnya
yang paling benar.
b.
Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik
asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi dikalangan para
ilmuan menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu
pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan
metode ilmiah yang sesuan dengan struktur ilmu pengetauan, bukan sebaliknya.
c.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode yang
dikembangakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar
dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika ekonomi,politik
dan estetika (filsafat keindahan)
filsafat ilmu
mencakup tiga bidang luas :
a.
Pola logis yang di tunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu
b.
Pembuktiakn konsep ilmiah
c.
Pembuktikan keabsahan kesimpulan ilmiah
[1] Drs.Surajiyo,Filsafat
ilmu,PT Bumi Aksara,jakarta,2013,hlm. 3
[2] januardi
parende.Makalah
filsafat ilmu.http:// Filsafat ilmu\DUNIA KAMPUS MAKALAH FILSAFAT ILMU.htm.(diambil hari kamis
18/02/2015 jam 08:49 WIB)
[3] januardi parende.Makalah filsafat ilmu.http:// Filsafat ilmu\DUNIA KAMPUS MAKALAH FILSAFAT ILMU.htm.(diambil hari kamis
18/02/2015 jam 08:49 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar