Kamis, 26 Oktober 2017

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU MENURUT FILSUF



MAKALAH

FILSAFAT ILMU
(makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu)

Dosen Pengampu:
 Drs.H. Syamsul Arifin, M.ag

Disusun Oleh:
1.     Fatmawati Dwi Astuti (14150105)
2.     Dini Amalina               (14150104)
3.     Nayla Fitriani Husain (14150110)
4.     Via Dila Hasanah        (14150087)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang konsep dasar filsafat ilmu.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu Bapak Zainal Arifin M.Ag dan seluruh rekan kerja satu kelompok. Berkat bantuan dari semua pihak kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharap saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.


Penulis














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................        i
DAFTAR ISI.........................................................................................         ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.................................................................................         1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................         1
1.3  Tujuan Penulisan..............................................................................         2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian filsafat ilmu....................................................................        3
2.2  Perbedaan antara filsafat ilmu dan epistemologi..............................       5
2.3  Lingkupan filsafat menurut para filsuf.............................................       8
2.4  Problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu................................       9
2.5  Tujuan dan manfaat mempelajari filsafat ilmu.................................       11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
........................................................................................       13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan.
Dengan berfilsafat manusia akan mampu mencintai kebijaksanaan, sehingga dengan hal itu manusia mampu menjadi insan yang sempurna, sebab dia bisa mengoptimalkan akal ini untuk berfikir.
Berpikir, meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk medapatkan pengetahuan yang baru. Aktivitas berpikir akan membuahkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap suatu obyek.Maka dari itu marilah kita berfikir dengan membahas bersama makalah Filsafat Ilmu ini yang membahas tentang pengertian filsafat ilmu, perbedaan antara filsafat dan epistemologi, lingkup filsafat ilmu, problem filsafat ilmu dan tujuan serta manfaat dari filsafat ilmu.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.      Apa pengertian filsafat ilmu ?
2.      Bagaimana perbedaan antara filsafat ilmu dan epistemologi ?
3.      Apa saja lingkupan filsafat ilmu menurut para filsuf ?
4.      Apa saja problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu ?
5.      Apa tujuan dan manfaat mempelajari filsafat ilmu ?

1.3  Tujuan penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui pengertian filsafat ilmu
2.      Mengetahui perbedaan antara filsafat ilmu dan epistemologi
3.      Mengetahui lingkupan filsafat menurut para filsuf
4.      Mengetahui problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu
5.      Mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari filsafat ilmu















BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Filsafat Ilmu
Pengertian filsafat dapat di tinjau dari dua aspek yaitu seacara etimologi dan secara terminologi .
a.       Secara etimologi
Kata fisafat yang dalam bahasa arab falsafah yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosophy, adalah berasal dari bahasa yunani philosophia. Kata philosophia terdiri dari dua kata philien yang berarti cinta(love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti  cinta kebijaksanaan (love of widsom) dalam arti yang sedalam-dalamnya[1] .
b.      Secara terminologi
Pengertian filsafat secara terminologi yang di kandung oleh istilah atau statemen ‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan.
·         Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
·         Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika ekonomi,politik dan estetika (filsafat keindahan)
·         Al Farobi
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud menjadi bagaimana hakikat yang sebenarnya


·         Hasbullah Bakry
Ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilakan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. (Abbas Hammami M,. 1976, hlm. 2-3).
·         Ali mudhofir
Ali mudhofir memberikan pendapat yang sangat beragam mengenai pengertian filsafat, yaitu sebagai berikut :

1.      Filsafat sebagai suatu sikap
Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis,terbuka,toleran, dan selalu bersedia meninjau suatu problem dari semua sudut pandang
2.      Filsafat sebagai suatu metode
Filsafat sebgai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan,berpikir secara hati-hati dan teliti. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.
3.      Filsafat sebagai kelompok persoalan
Banyak persoalan pribadi yang dihadapi manusia dan para filsuf yang berusaha memikirkan dan menjawabnya.beberapa pertanyaan yang diajukan pada masa lampau telah di jawab secara memuaskan.
4.      Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran
Sejarah filsafat ditandai dengan pemunculan teori atau sistem pemikiran yang terlekat pada nama-nama filsuf besar seperti August Comte, dan lain lain
5.      Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah
Kebanyakan filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti suatu istilah dan pemakaian bahasa. Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis tentang arti bahasa merupakan tugas pokok filsafat dan tugas analisis konsep sebagai satu-satunya fungsi filsafat.
6.      Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh
Filsafat mencoba menggabungkan beberapa kesimpulan yang menyeluruh dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Para filsuf berhasrat meninjau kehidupan tidak dengan sudut pandangan yang khusus sebagaimana dilakukan oleh seorang ilmuan. Para filsuf memakai pandangan yang menyeluruh terhadap kehidupan sebagai suatu totalitas. Menurut para ahli filsafat spekulatif (yang dibedakan dengan filsafat kritis),dengan tokohnya C.D.Broad, tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil-hasil pengalaman manusia dlam bidang keagamaan,etika, dan ilmu pengetahuan,kemudian hasil-hasil tersebut direnungkan secara menyeluruh. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar alam semesta,kedudukan manusia didalmnya serta berbagai pandangan ke depan.
2.2  Perbedaan antara Filsafat ilmu dan epistemologi
Perbedaan yang terdapat antara filsaft ilmu dan epistemlogi jika ditinjau dari  beberapa hal adalah sebagai berikut:
a)      Filsafat menyelidiki, membahas, serta memikirkan seluruh alam kenyataan, dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama lain. Jadi ia memandang satu kesatuan yang belum dipecah-pecah serta pembahasanya secara kesuluruhan. Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini, misalnya ilmu sejarah hanya membicarakan kejadian – kejadian yang sudah terjadi di masa lampau, ilmu psikologi hanya membicarakan tentang jiwa, dan ilmu sosiologi hanya membicarakan tentang manusia.
b)      Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab-akibat, tetapi menyelidiki hakikatnya sekaligus. Sedangkan ilmu lainnya hanya membahas tentang   sebab dan akibat suatu peristiwa.
c)      Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari mana asalnya, dan hendak ke mana perginya. Sedangkan ilmu lainnya harus menjawab pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya.[2]
Ciri-ciri filsafat ilmu antara lain:
a)      Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan.
b)      Universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut Jespers terletak pada aspek keumumannya.
c)       Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Misalnya :Apakah Kebebasan itu ?
d)      Koheren atau konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis.Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
e)      Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
f)       Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
g)      Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, bahkan relijius.
h)      Bertanggungjawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang-orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri[3].
Sedangkan epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Adapun filsafat ilmu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara bagaimana mendapatkannya. Dengan belajar epistemologi dan filsafat ilmu diharapkan dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu serta mengetahui dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh suatu ilmu serta mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau dari isinya. Persoalan dalam epistemologiantara lain adalah:
a)    Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu
b)    Dari mana pengetahuan itu diperoleh
c)    Bagaimana validitas pengetahuan itu dapat dinilai
d)    Perbedaan antara pengetahuan priori dengan pengetahuan posteriori[4]
Ciri epistemologi antara lain :
a)    Bersifat sentral; posisi antara subjektif dan objektif.
b)    Landasan bagi segenap tindakan mns dlm kehdpn sehari-hari.
c)    Dasar bagi pengembangan pemikiran ilmiah.
d)    Jembatan antara alam keharusan (das Sollen) yg bersifat kejiwaan dan alam empirik (das Sein) yg bersifat inderawi.
2.3  Lingkupan filsafat menurut ahli filsuf
Filsafat ilmu telah berkembang pesat sehingga menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Lingkup filsafat ilmu dari para filsuf yang dijelaskan sebagaimana dikemukakan the liang gie (2000)[5] sebagai berikut:
1.      Peter Angeles
Menurut filsuf ini, filsafat ilmu mempunyai empat bidang konsenterasi yang sama :
a.       Telaah mengenai berbagai konsep,peranggapan,dan metode ilmu, berikut analisis, perluasan, dan penyusunannya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan cermat.
b.      Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangnya
c.       Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu
d.       Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan penyerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas,hubungan logika dan matematika dengan realitas, entitas teoretis,sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.
2.      A. Cornelius Benjamin
Filsuf ini membagi pokok soal filsafat ilmu dalam tiga bidang berikut :
a.       Telaah mengenai metode ilmu,lambang ilmiah,dan struktur logis dari sistem perlambang ilmiah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori pengetahuan,dan teori umum tentang tanda.
b.      Penjelasan mengenai konsep dasar,peranggapan, dan pangkal pendirian ilmu, berikut landasan-landasan empiris,rasional, atau pragmatis yang menjadi tempat tumpuannya. Segi ini dalam banyak hal berkaitan dengan metafisika, karena mencakup telaah terhadap berbagai keyakinan mengenai dunia kenyataan, keseragaman alam, dan rasionalitas dari proses alamiah
c.       Aneka telaah mengenai saling kait diantara berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu teori alam semesta seperti misalnya idealisme, matrealisme, monisme, atau pluralisme.
3.      Marx Wartofsky
Menurut filsuf ini rentangan luas dari soal-soal interdisipliner  dalam filsafat ilmu meliputi :
a.       Perenungan mengenai konsep dasar, struktur formal,dan metodologi ilmu
b.      Persoalan-persoalan ontologi dan epistemologi yang khas yang bersifat filsafati dengan pembahasan yang memadukan analitis dari logika modern dan model konseptual dari penyelidikan ilmiah.

4.      Ernest Nagel
Dari hasil penyelidikannya filsuf ini menyimpulkan bahwa filsafat ilmu mencakup tiga bidang luas :
a.       Pola logis yang di tunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu
b.      Pembuktiakn konsep ilmiah
c.       Pembuktikan keabsahan kesimpulan ilmiah
2.4  Problem-problem yang ada dalam filsafat ilmu
Banyak sekali pendapat para filsuf ilmu mengenai kelompok atau perincian problem apa saja yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu[6]. Berikut ini gambaran problem filsafat ilmu dari beberapa filsuf ilmu.
1.      B.Van Fraassen dab H.Margenau
Menurut kedua ahli ini problem utama dalam filsafat ilmu setelah tahun-tahun enam puluhan adalah sebagai berikut :
a.       Metodologi
Hal-hal yang banyak di perbincangkan ialah mengenai sifat dasar dari penjelasan ilmiah,logika penemuan,teori probabilitas,dan teori pengukuran
b.      Landasan ilmu-ilmu
Ilmu-ilmu empiris hendaknya melakukan penelitian mengenai landasannya dan mencapai sukses seperti halnya landasan matematika
c.       Ontologi
Persoalan utama yang diperbincangkan ialah menyangkut konsep substansi,proses,waktu, ruang, kausalitas, hubungan budi dan materi, serta status entitas teoretis (the Liang Gie, 2000, halaman 78-79)

2.      Victor Lenzen
Filsuf ini mengajukan dua problem yang terdapat dalam filsafat ilmu, yaitu :
a.       Struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
b.      Pentingnya ilmu bagi praktik dan pengetahuan tentang realitas(The Liang Gie, 2000, halaman 79)
3.      The Liang Gie
The Liang Gie (2000) berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian dari filsafat seumumnya, problem dan filsafat ilmu secara sistematis juga dapat digolongkan menjadi enam kelompok sesuai dengan cabang pokok filsafat. Dengan demikian, seluruh problem dalam filsafat ilmu dapat di terbitkan menjadi:
a.       Problem epistemologis tentang ilmu
b.      Problem metafisis tentang ilmu
c.       Problem logis tentang ilmu
d.      Problem metodologis tentang ilmu
e.       Problem etis tentang ilmu
f.        Problem estetis tentang ilmu
Dari beberapa pendapat mengenai problem filsafat ilmu dapat ditarik benang merahnya, yakni sebagai berikut:
a.       Konsep dasar dari ilmu maksudnya bagaimana filsafat ilmu mencoba untuk menjelaskan peranggapan dari semua ilmu, dengan demikian filsafat ilmu dapat lebih menempatkan keadaan yang tepat bagi setiap cabang ilmu. Dalam masalah ini filsafat ilmu tidak dapat lepas begitu saja dari vabang filsafat lainnya yang lebih utama adalah epistemologi atau filsafat pengetahuan dan metafisika.
b.      Hakikat ilmu artinya langkah-langkah apakah suatu pengetahuan sehingga mencapai yang bersifat keilmuan.
c.       Adapun batas-batas dari ilmu adalah setiap ilmu mempunyai kebenaran yang bersifat sangat universal ataukah ada norma-norma fundamental bagi kebenaran ilmu.
2.5  Tujuan Dan manfaat menpelajari filsafat ilmu
Seperti halnya dengan ilmu-ilmu yang lain filsafat ilmu memiliki tujuan sebagai berikut:
a.       Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memehami sumber, hakikat dab tujuan ilmu
b.      Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara histories
c.       Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang alamia dan non-alamiah
d.      Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkanya
e.       Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu secara umum mengandung manfaat[7] sebagai berikut:
a.       Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya, seorang ilmuan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendriri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap silopsistik, yakni menganggap hanya pendapatnya yang paling benar.
b.      Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi dikalangan para ilmuan menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuan dengan struktur ilmu pengetauan, bukan sebaliknya.
c.       Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap  metode keilmuan. Setiap metode yang dikembangakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.



























BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika ekonomi,politik dan estetika (filsafat keindahan)
filsafat ilmu mencakup tiga bidang luas :
a.       Pola logis yang di tunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu
b.      Pembuktiakn konsep ilmiah
c.       Pembuktikan keabsahan kesimpulan ilmiah





[1] Drs.Surajiyo,Filsafat ilmu,PT Bumi Aksara,jakarta,2013,hlm. 3
[2] januardi parende.Makalah filsafat ilmu.http:// Filsafat ilmu\DUNIA KAMPUS  MAKALAH FILSAFAT ILMU.htm.(diambil hari kamis 18/02/2015 jam 08:49 WIB)

[3] januardi parende.Makalah filsafat ilmu.http:// Filsafat ilmu\DUNIA KAMPUS  MAKALAH FILSAFAT ILMU.htm.(diambil hari kamis 18/02/2015 jam 08:49 WIB)
[4] Drs.Surajiyo,Filsafat ilmu,PT Bumi Aksara,jakarta,2013,hlm. 22
[5] Drs.Surajiyo,Filsafat ilmu,PT Bumi Aksara,jakarta,2013,hlm. 49-50
[6] Drs.Surajiyo,Filsafat ilmu,PT Bumi Aksara,jakarta,2013,hlm. 50-51
[7] Drs.Surajiyo,Filsafat ilmu,PT Bumi Aksara,jakarta,2013,hlm. 51-52
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar